Situs Batujaya (reruntuhan Candi Budha) berada di Desa Talagajaya, masuk Kec. Pakisjaya dan Kec. Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Situs ini berada pada koordinat 107°09'17" - 107°09'03" Bujur Timur dan 6°06'15" - 6°16'17" Lintang Utara. Situs Batujaya berada di Tanjung Karawang, dataran bawah elevasi 4 m l.b.l. serta kacondongan 2% (relatif datar). Situs ini jaraknya kurang lebih satengah kilo dari sungai Citarum.
Situs ini pertama kali diketemukan pada tahun 1984/1985 oleh FSUI Jurusan Arkéologi, sampai sekarang yang tergali sudah bertambah 24 kompleks bangunan kuno yang semuanya terletak di pasir leutik (orang sunda menyebutnya ”unur”). Unur-unur/situs ini menyebar di wilayah pada radius 5 km. Ciri yang kelihatan pada beberapa profil serta bagian-bagianya memperlihatkan bahwa ini adalah reruntuhan candi.
Dari 24 tersebut, baru lima yang sudah digali: tiga reruntuhan berupa bangunan suci (Unur Serut, Unur Jiwa, Unur Damar, Unur Balandongan) serta satu kolam.
Candi Jiwa berada 200 m sebelah barat-selatannya ujung Desa Segaran, Batujaya, 200 m sebelah barat jalan Kaliasin.
Hasil penggalian tahun 1986 oleh Arkéologi FSUI memperlihatkan struktur bangunan persegi ukuran 19x19 m yang tingginya 4,7 m. Setelah dipugar terlihat bahwa sisi Candi Jiwa terlihat profil yang bentukna pelipit rata (patta), pelipit panahan (uttara), serta pelipit setengah bundar (kumuda), tanpa tangga. Di atasnya ada susunan bata ngebentuk bundaran yang berdiameter 6 m.
Situs ini berada pada koordinat 107°09'17" - 107°09'03" Bujur Timur dan 6°06'15" - 6°16'17" Lintang Utara. Situs Batujaya berada di Tanjung Karawang, dataran bawah elevasi 4 m l.b.l. serta kacondongan 2% (relatif datar). Situs ini jaraknya kurang lebih satengah kilo dari sungai Citarum.
Situs ini pertama kali diketemukan pada tahun 1984/1985 oleh FSUI Jurusan Arkéologi, sampai sekarang yang tergali sudah bertambah 24 kompleks bangunan kuno yang semuanya terletak di pasir leutik (orang sunda menyebutnya ”unur”). Unur-unur/situs ini menyebar di wilayah pada radius 5 km. Ciri yang kelihatan pada beberapa profil serta bagian-bagianya memperlihatkan bahwa ini adalah reruntuhan candi.
Dari 24 tersebut, baru lima yang sudah digali: tiga reruntuhan berupa bangunan suci (Unur Serut, Unur Jiwa, Unur Damar, Unur Balandongan) serta satu kolam.
Candi Jiwa berada 200 m sebelah barat-selatannya ujung Desa Segaran, Batujaya, 200 m sebelah barat jalan Kaliasin.
Hasil penggalian tahun 1986 oleh Arkéologi FSUI memperlihatkan struktur bangunan persegi ukuran 19x19 m yang tingginya 4,7 m. Setelah dipugar terlihat bahwa sisi Candi Jiwa terlihat profil yang bentukna pelipit rata (patta), pelipit panahan (uttara), serta pelipit setengah bundar (kumuda), tanpa tangga. Di atasnya ada susunan bata ngebentuk bundaran yang berdiameter 6 m.
Candi Damar berada di sebelah timur-utaranya Candi Jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs ini bentuknya persegi 20x20 m. Di sisi barat-selatannya seperti ada penampil yang lebarnya 4 m, banyaknya 17 lapis bata (tingginya kira-kira 85 cm).
Candi Balandongan merupakan bangunan paling besar di komplek situs ini, ukurannya persegi 24,2x24,2 m. Sudut-sudutnya menghadap ke selatan, timur, utara, dan barat. Denah luarnya persegi, serta tangga di setiap sisinya berukuran lebarna 1,6 m. Bagian tengahnya, sisi luar berupa dinding dengan ketebalan 1,75 m.
Di dalam ada halaman ukuran 17X17 m yang dasarnya 2 méter diatas tanah sekitarnya, di tengahnya ada bangunan lagi yang ukuran sisinya 9,2x9,2 m. Di situs ini diketemukan juga beberapa motif tablet dari tanah liat, amulet yang menggambarkan tokoh-tokoh agama Buda yang ukurannya 4x6x0,8 cm. Juga di ketemukan beberapa prasasti (dari lembaran emas) yang isinya ajaran Buda.
Berdasarkan analisis radiometri Karbon-14 artefak-artefak yang ada di Candi Balandongan, kronologi paling tua asalnya dari abad ke-2 M, sedangkan paling muda pada abad ke-12. Dari hasil ini, diperkirakan candi-candi ini dibangun abad ke-5-7, jaman kerajaan Tarumanagara. Sehingga bisa dipastikan bahwa situs ini merupakan candi tertua di Indonésia.
Candi Balandongan merupakan bangunan paling besar di komplek situs ini, ukurannya persegi 24,2x24,2 m. Sudut-sudutnya menghadap ke selatan, timur, utara, dan barat. Denah luarnya persegi, serta tangga di setiap sisinya berukuran lebarna 1,6 m. Bagian tengahnya, sisi luar berupa dinding dengan ketebalan 1,75 m.
Di dalam ada halaman ukuran 17X17 m yang dasarnya 2 méter diatas tanah sekitarnya, di tengahnya ada bangunan lagi yang ukuran sisinya 9,2x9,2 m. Di situs ini diketemukan juga beberapa motif tablet dari tanah liat, amulet yang menggambarkan tokoh-tokoh agama Buda yang ukurannya 4x6x0,8 cm. Juga di ketemukan beberapa prasasti (dari lembaran emas) yang isinya ajaran Buda.
Berdasarkan analisis radiometri Karbon-14 artefak-artefak yang ada di Candi Balandongan, kronologi paling tua asalnya dari abad ke-2 M, sedangkan paling muda pada abad ke-12. Dari hasil ini, diperkirakan candi-candi ini dibangun abad ke-5-7, jaman kerajaan Tarumanagara. Sehingga bisa dipastikan bahwa situs ini merupakan candi tertua di Indonésia.
tag :
OBJEK WISATA MANCA NEGARA
===============================
Luar Biasa..., begitu kaya peninggalan budaya bangsa kita, Jangan Lupakan Sejarah..., kita harus sama2 merawat dan melestarikan peninggalan tersebut demi anak cucu kita, biar mereka tahu bahwa bangsa Indonesia bangsa yang besar dan merupakan salah satu peradaban dunia
BalasHapus